Friday, October 5, 2012

makalah iad-ibd-isd (isbd)


KEMISKINAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
ILMU SOSIAL DASAR

 

Dosen Pembimbing
Drs. Sya’roni, AJ, M.Ag.

Disusun oleh
Fajrul Islam                             B01211039



JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011





BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia yang masih begitu besar tingkat kemiskinan masyarakatnya. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh.
Banyak faktor yang melatar belakangi masalah kemiskinan ini seperti ekonomi, sosial atau budaya yang ada di dalam masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas dapat kita lihat berbagai permasalahan yang ada dalam masalah kemiskinan ini seperti :
1. Mengapa kemiskinan terjadi?
2. Apa faktor penyebab kemiskinan?
3. Orang atau masyarakat yang bagaimana dikatakan miskin?
4. Bagaimarna strategi penanggulangan masalah kemiskinan ini?

C. TUJUAN
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD), pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca betapa harusnya kita memberantas kemiskinan ataupun minimal dapat mengurangi tingkat kemiskinan ini, agar kita tidak selalu mengandalkan pemerintah untuk mengurangi kemiskinan ini, tetapi masyarakat juga harus ikut berperan dalam mengurangi masalah ini.





BAB II
PEMBAHASAN

A. MASALAH SOSIAL
Menurut Soerjono Soekamto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

B. KEMISKINAN
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema atau masalah sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang atau bahkan terkadang dapat pula terjadi pada Negara maju, biasanya permasalahan kemiskinan pada Negara maju sering terjadi pada para imigran.
Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap Negara berkembang, wacana kemiskinan dan pemberantasannya haruslah menjadi agenda wajib bagi para pemerintah dan pemimpin Negara. Peran serta pekerja sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan sangat diperlukan, terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis (strategic planning) tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.
Sebelum mengetahuinya lebih dalam, perlu diketahui penyebab kemiskinan yang secara tidak langsung menjadi standar global :
1.      kemiskinan kebudayaan, hal ini biasanya terjadi disebabkan karena adanya kesalahan pada subyeknya. Misalnya : malas, tidak percaya diri, gengsi, tak memiliki jiwa wirausaha yang kompatibel, tidak mempunyai kemampuan dan keahlian, dan sebagainya.
2.      kemiskinan structural, hal ini biasanya terjadi karena disebabkan oleh faktor eksternal yang melatarbelakangi kemiskinan. Faktor eksternal itu biasanya disebabkan kinerja dari pemerintah diantaranya : pemerintah yang tidak adil, korupsi, paternalistik, birokrasi yang berbelit, dan sebagainya.
Isbandi Rukminto Adi, Phd menegaskan pula tentang akar kemiskinan berdasarkan level permasalahan dan membaginya menjadi beberapa dimensi, diantaranya:
1.      Dimensi Mikro : mentalitas materialistic dan ingin serba cepat ( instan )
2.      Dimensi Mezzo : melemahnya social trust ( kepercayaan social ) dalam suatu komunitas dan organisasi, dan otomatis hal ini sangat berpengaruh terhadap si subyek itu sendiri
3.      Dimensi Makro : kesenjangan (ketidakadilan) pembangunan daerah yang minus (desa) dengan daerah yang surplus (kota), strategi pembangunan yang kurang tepat (tidak sesuai dengan kondisi sosio-demografis) masyarakat Indonesia
4.      Dimensi Global : adanya ketidakseimbangan relasi antara Negara yang sudah berkembang dengan Negara yang sedang berkembang.
Departemen Sosial sebagai instansi yang membawahi sacara langsung masalah kemiskinan tidak pernah absent dalam mengkajinya termasuk melaksanakan program-program kesejahteraan sosial yang dikenal dengan PROKESOS yang dilaksanakan baik secara intra-departemen maupun antar-departemen bekerjasama dengan departemen-departemen lain secara lintas sektoral. Dalam garis besar, pendekatan Depsos dalam menelaah dan menangani kemiskinan sangat dipengaruhi oleh persepektif pekerjaan sosial (social work). Pekerjaan sosial dimaksud, bukanlah kegiatan-kegiatan sukarela atau pekerjaan-pekerjaan amal begitu saja, melainkan merupakan profesi pertolongan kemanusiaan yang memiliki dasar-dasar keilmuan (body of knowledge), nilai-nilai (body of value) dan keterampilan (body of skills) professional yang umumnya diperoleh melalui pendidikan tinggi pekerjaan sosial ( S1, S2,dan S3 ).
Sementara itu klasifikasi atau penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin ditetapakan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu :
1.      Tingkat pendapatan. Misalnya saja di Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin dapat diketahui dengan pendapatannya perbulan. Atau dengan menggunakan batas minimal jumlah kalori yang di konsumsi, yang diambil persamaanya dalam kg beras.
2.      Kebutuhan relatif per keluarga. Dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak.
Jika dikaitkan dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup berlawanan tentang hal ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan eksak. Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang dimiliki dan dikuasai untuk memelihara dan menikmati hidupnya. Semakin banyak jumlah dan makin tinggi nilainya, maka akan makin tinggi taraf kemakmuran hidupnya. Sedangkan persepsi kedua adalah pandangan masyarakat umum, terutama pedesaan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran tidaklah berbeda dengan kebahagiaan. Seseorang akan merasa makmur bila sudah ada keserasian antara keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang dimiliki atau dikuasainya. Karenanya mereka selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara keinginan dan keadaan materinya. Jika keinginan mereka berlebih, sementara keadaan materil mereka tidak mencukupi maka mereka harus mengurangi keinginan yang ada, begitu juga sebaliknya.
Kemiskinan secara umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1.      Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniyah atau mental seseorang. Pada aspek badaniyah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani seperti sakit parah atau cacat badan. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2.      Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih baik.
3.      Kemiskinan buatan atau kemiskinan structural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan pollitik.

C. STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Usaha dalam memerangi kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang mempunyai pendapatan yang layak kepada orang miskin. Kerena dengan cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga masyarakat lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
Sesuai dengan konsepsi mengenai keberfungsian sosial, strategi penanganan kemiskinan pekerjaan sosial terfokus pada peningkatan kemampuan orang miskin dalam menjalankan tugas-tugas kehidupan sesuai dengan statusnya. Karena tugas-tugas kehidupan dan status merupakan konsepsi yang dinamis dan multi-wajah, maka intervensi pekerjaan sosial senantiasa melihat sasaran perubahan (orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang dihadapinya. Prinsip in dikenal dengan pendekatan “person in environment dan person in situation”
Seperti yang telah dijelaskan diatas Depsos sebagai suatu instansi memiliki pula beberapa agenda yang memang merupakan disiapkan untuk menekan angka kemiskinan, diantara program kerja Depsos yang telah terealisasi yang menurut Edi Suharto, Phd adalah strategi pendekatan pertama yaitu pekerja sosial melihat penyebab kemiskinan dan sumber-sumber penyelesaian kemiskinan dalam kaitannya dengan lingkungan dimana si miskin tinggal, baik dalam konteks keluarga, kelompok pertemanan (peer group), maupun masyarakat. Penanganan kemiskinan yang bersifat kelembagaan (institutional) biasanya didasari oleh pertimbangan ini. Beberapa bentuk PROKESOS yang telah dan sedang dikembangkan oleh Depsos dapat disederhanakan menjadi :
1.      pemberian pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh panti-panti sosial
2.      program jaminan, perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial
3.      bekerjasama dengan instansi lain dalam melakukan swadaya dan pemberdayaan usaha mikro, dan pendistribusian bantuan kemanusiaan, dan lain-lain
Pendekatan kedua, yang melihat si miskin dalam konteks situasinya, strategi pekerjaan sosial berpijak pada prinsip-prinsip individualisation dan self-determinism yang melihat si miskin secara individual yang memiliki masalah dan kemampuan unik. Program anti kemiskinan dalam kacamata ini disesuaikan dengan kejadian-kejadian dan atau masalah-masalah yang dihadapinya. PROKESOS penanganan kemiskinan dapat dikategorikan ke dalam beberapa strategi, diantaranya :
1.      Strategi kedaruratan. Misalnya, bantuan uang, barang dan tenaga bagi korban bencana alam.
2.      Strategi kesementaraan atau residual. Misalnya, bantuan stimulant untuk usaha-usaha ekonomis produktif.
3.      Strategi pemberdayaan. Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan remaja.
4.      Strategi “penanganan bagian yang hilang”. Strategi yang oleh Caroline Moser disebut sebagai “the missing piece strategy” ini meliputi program-program yang dianggap dapat memutuskan rantai kemiskinan melalui penanganan salah satu aspek kunci kemiskinan yang kalau “disentuh” akan membawa dampak pada aspek-aspek lainnya. Misalnya, pemberian kredit, program KUBE (kelompok usaha bersama)











BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kemiskinan yaitu suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Klasifikasi orang dikatakan miskin :
1.      Tingkat pendapatan di bawah standar yang layak dalam masyarakat yang bersangkkutan.
2.      Kebutuhan relatif per keluarga, keseimbangan antara pendapatan dan kebutuhan keluarga.

B. SARAN
Untuk memerangi kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat, pemerintah hendaknya membuka lapangan pekerjaan yang sangat di butuhkan oleh masyarakat dalam memperbaiki taraf hidupnya. Selain pemerintah, masyarakat juga hendaknya ikut berperan serta dalam mengurangi tingkat kemiskinan ini seperti membuka lapangan kerja untuk masyarakat yang lainnya.
Di dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.











DAFTAR PUSTAKA

Edi Suharto. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya
Edi Suharto, Phd . Pendekatan Pekerja Sosial dalam Menangani masalah kemiskinan
http://www.policy.hu/suharto/makIndo13.html

No comments:

Post a Comment